Seperti kataku selalu, pada lembaran kertas
koyak. Aku suka setiap musim. Tapi aku benci mendung. Tanpa siapapun sadari,
aku menangisi setiap desah angin dan rintik yang tak kunjung datang. Aku benci
penantian. Hujan biarlah hujan, dan kita akan nyanyikan dan tari-tari itu kita
percikkan.
Mendung adalah setiap saat peralihan yang
menyakitkan, aku merasakannya sebagai sebuah jawaban tanpa pertanyaan, keadaan
apa adanya yang memaksa kita untuk menikmati tanpa bisa merubahnya. Keta-kata
tanpa makna. Prosa prosa telupakan.
Mendung adalah saat tak tentu, haruskah
kita menertawakan keadaan yang tak basah dan serba mudah, atau menangisi langit
yang hendak tumpah ruah. Kita tak pernah tahu kapan hujan akan turun, tanpa
mendung. Mendung pertanda hujan. Tapi tak semua mendung berakhir hujan.
Mendung seperti sebuah memori kecil, yang
ingin kuselipkan di anatara buku buku catatanmu : tentang kita. Mendung seperti
lembaran lembaran kertas kering yang dicelupkan air, disobek sobek, lalu
diperas ke kertas lainnya : abstraksi koherensi pemaknaan. Mendung adalah
pilihan pilihan maya : tak bisa dipilih, atau dipilih dengan konsekuensi tanpa
pilihan lain : jalan buntu.
Mendung adalah kalimat dengan banyak tanda
tanya, titik dua, petik tunggal, petik ganda, tanda seru, tanda kurung dan koma
yang berulang ulang hanya dengan satu kata : kita. Mendung adalah klimaks
cuaca, penentuan babak baru sebuah cerita, kunci resolusi. Mendung adalah
kelabu yang terpaksa dipaksakan, mencoba kumengerti setiap bulir angin
semilirnya, tapi pada saat yang sama membuat masuk angin.
Mendung adalah busa pada capuccino dan kayu
manis pada kopi tubruk : berarti tergantung bagaimana kita memaknainya.
Menambah sesuatu yang esensial, tapi kadang merubah arti.
Dalam sebuah kisah-kisahku mungkin- mendung
adalah lima tahun menantimu dan menyakiti yang menantiku. Mendung adalah
mengharapkanmu yang mengharapkannya. Mendung adalah saat kita ingin bicara tapi
diam karena kata telah penuh luka. Mendung adalah gambaran noda pada tembok
luar kelas kita, kita sendiri yang membuatnya. Mendung adalah menginginkan dan
memperjuangkan apa yang kita sadari tak akan pernah kita dapatkan. Mendung
adalah refleksi perasaan. Mendung terlalu kompleks untuk dijelaskan, katakata
seperti ini mungkin takkan pernah cukup bukan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar