Senin, 05 November 2012

Part Two


Once upon a time

When it rains: gian


Pas istirahat. Kiara duduk di kelas sendirian. Dia nggak ikutan temen"nya ke kantin. Selain bokek, dia juga mau sok rajin nyatet catetan yang ditulis guru kimia yang nggak kira-kira banget. 2 papan tulis penuh sama tulisan catetan dan rumus" yang kalo dibayangin langsung bikin kenyang.

Oke, back to kiara.

Seorang cowok masuk, langsung duduk di sebelah kiara dan memperhatikan gadis itu . Kiara yang tau diperhatiin cuek aja. Matanya dari tadi melototin papan tulis dan tangannya sibuk mencatat.

"lagi nulis apaan sih..?" tanya gian
"itu, catetannya eyang har. Gilak, masa soal sebajek gitu harus selesai, plus catetan yang disono" kata kiara sambil menunjuk papan tulis dengan pulpennya

...hening..

"oh ya, gi, kamu udah nyari sponsor buat hari bumi itu..?" tanya kiara, cewek mungil berambut panjang kepada seorang cowok cakep di sampingnya, gian.
Gian seperti tersadar dari lamunannya dan masih bengong merhatiin kiara. "eh..? Oh.. Itu.. Belom. Kenapa..?"
Kiara sejenah menghentikan kegiatan tulis menulisnya dan memperhatikan gian. " Harusnya aku deh yang tanya kenapa ke kamu."
Gian stay cool aja " yah, well. Aku susah cari sponsor. Gak pede aja. Aku kan gak pinter ngomong kayak kamu. Ntar kalo ditanyain macem-macem gimana coba..?"
"ya dijawab,lah. Gitu aja repot." jawab kiara lalu melanjutkan kegiatan tulis-menulisnya
"hahahaha.. U don't get it, darling" kata gian sambil bangkit berdiri
""yayayaya. Aku mudeng kok sebenernya." kata kiara
Gian berjalan menuju pintu sambil melambaikan tangannya sekilas
"and one more thing. I am not your darling" kata kiara
Gian berhenti tepat di tengah pintu kelas yang terbuka lebar.
"yeah, not yet.. dahling" kata gian sambil tersenyum samar
"eh..?" kiara Cuma bengong. Temen" nya yang mau masuk kelas dan denger itu langsung bilang "ciee.. Cieee... " dan heboh gak jelas. Kiara tersenyum nanar.


Pulang sekolah.
Kelas kiara udah sepi. Tinggal beberapa anak yang mojok ama pacarnya, siap" buat ekskul, atau ngambil barang yang ketinggalan di laci. Kiara yang emang dari sononya cuek dan berantakan, baru sibuk menjejalkan buku", spidol, laptop, dan segala keluarga peralatan sekolah ke tasnya yang lusuh.
Gian dateng.
"ra, pulang bareng yuk.." ajak gian sambil bantuin kiara ngumpulin spidolnya yang berserakan.
"eh..? Bukannya rumahmu nun jauh di sono..? Arahnya aja beda." jawab kiara sambil nutup tasnya.
"ya gapapa,kan. Lagipula, aku juga pengen tau rumahmu. Kan mulai besok aku bakal sering-sering ngapel di rumahmu"
"hahaha. Apaan deh."
"jadi..?"
"oke, sih. Tapi aku gabawa helm" jawab kiara sambil berjalan keluar kelas
"aku bawa helm cadangan kok, yuk!" kata gian

Baru kali ini Kiara ngerasa nyaman diboncengin cowok. Biasanya, kalo nebeng cowok, selalu ngebut. Tapi gian kelihatan menikmati banget perjalanan itu. Kiara juga, padahal dia duduknya gak pewe banget. Nangkring di atas jok Ducati merahnya gian yang miring banget. Selain berusaha biar roknya gak tersibak semua, juga nahan biar bumper depannya dalam jarak aman dengan punggung gian. Hehehe

Tiba-tiba gian tanya "kamu abis ini ada acara gak..?"
"nggak. Kenapa..?"
"mau gak nemenin aku..?"
"nemenin ngapain..?"
"nemenin aku menghabiskan sisa hidupku.. Hahaha"
"hahahaa,. Gembel."
"sekarang aku nanya serius,nih. abis ini kamu ada acara gak..?"
"nggak. Kenapa..? Kalo mo nraktir makan aku mau banget." jawab kiara nggak tau malu
"makan mah urusan gampang. Sebenernya aku mo ngajak kamu nyari sponsor"
"huuu... Penonton kecewa.."
"abis itu kita makan,deh. Kalo udah kelar"
"emang mo cari sponsor ke mana aja..?"
Gian lalu menyebutkan beberapa nama bank, tempat usaha pertanian dan perikanan, dan beberapa usaha lainnya
"eeeh.. Aku gak yakin deh ama tempat-tempat itu. Terlalu susah, deh kayaknya"
"ya kenapa gak dicoba dulu..?"
"yaudah,deh yuk"
"tapi ntar kalo ditanya-tanya kamu yang jawab,ya.."
"dasar.."

Proses nyari sponsor berlangsung lancar. Lancar banget,malah. Semua tempat setuju buat ngasih dana yang nggak bisa dibilang sedikit. Kiara sempet ke ge.eran kalo dia emang pembawa keberuntungan. Tapi dia juga curiga sebenernya gian punya hubungan sesuatu sama tmpat" itu, buktinya aja resepsionis salah satu Bank Internasional yang tadi mereka datengin hapal banget ama Gian.

Sesuai janjinya, gian ngajak Kiara makan.
"mau makan dimana..?" tanya Gian
"teserah kamu aja.." jawab Kiara
"kalo teserah di Kuburan mau.? Hehe"
"ya gapapa, yang penting sama kamu. Hehehe"
"lah, skarang malah gantian kamu yg nggembel.."

"uda pernah makan sushi..?" tanya gian
"belom. Aku takut daging mentah"
"hahahaha. Masak takut ama daging mentah,sih. Cemen banget."
"biarin" kiara pura-pura ngambek
"hehe, becanda doang. Aku tau restoran jepang yang enak. Ntar kamu pasti juga suka sushi deh. Ada kok yang isinya daging mateng."
"oke"

Setelah selesai makan, karena udah sore dan langitnya mendadak mendung, Gian langsung nganterin Kiara pulang. Tapi, di tengah perjalanan, hujan turun tambah deres.
Kiara yang gak bawa jaket, tubuhnya Cuma dilapisi seragam Osis mulai menggigil. Tapi dia nggak komen apa-apa. Cuma berharap hujan cepet berhenti.
"Kehujanan,ra..?"
"iyalah, emang kamu nggak.?" kiara menjawab sambil giginya bergemeletuk
"tapi kamu gapapa,kan..?" tanya gian. Ada nada khawatir dalam suaranya
"hahaha. Ya gapapa,lah. i'm fine. Oke. Masak anak Pecinta Alam cemen" jawab Kiara mengingkari keadaannya yang sebenarnya
Gian diam. Dia melirik kiara dari spion. Mengerti. Dia menepikan motornya di bawah pohon rindang di pinggir jalan
"loh, knapa berenti..?"
Gian diem aja. Lalu ia melepas jaketnya dan memberikannya ke Kiara.
"pake aja" kata gian
"tapi, kamu..?" kiara nggak yakin
"udah, pake aja." gian agak memaksa
Kiara menerima jaket biru yang kebesaran buatnya itu dengan bimbang
"aku nggak papa kok. Kamu udah menggigil gitu. Kalo besok kamu sakit kan aku yang salah, udah ngajakin kamu pergi"
"makasih banget,ya" kata kiara tulus
"sip. Yaudah, yuk lanjut lagi."
Gian menyalakan motornya kembali.

"..."
"aku tuh kadang suka hujan kadang nggak.." kata gian entah apa maksudnya.
"..." kiara diem aja

Gian menggigil juga. Kiara tahu karena dia liat tangannya Gian yang pegang stang motor gemetaran.
Kiara diam. Memeluk Gian dari belakang.
"better.?" tanya kiara pelan
"thankyou" jawab Gian sambil tersenyum.
Dalam hati dia melanjutkan "..aku bakal selalu suka hujan kalau hujan bikin kita tambah deket,ra. Aku selalu suka hujan kalo kamu ada sama aku pas hujan. Satu-satunya alasan aku suka hujan Cuma kamu. Aku pengen kita kayak gini terus..."


~~~

Cinta itu kayak hujan yang nggak kenal takut. Dia nggak tau kemana dia akan jatuh. Tapi, dia tetep jatuh juga,kan.

Cinta itu kayak air hujan. Banyak tapi nggak bisa kita tangkap satu persatu atau semuanya. Cuma bisa kita nikmati dan rasakan. Bisa dilihat, tapi tembus cahaya.

Dan hujan yang happy ending itu juga kayak cinta. Ada pelanginya. Banyak warna. Membius memabukkan. Indah terkenang selamanya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar