Once upon a
time
When
it rains: gian
Pas istirahat.
Kiara duduk di kelas sendirian. Dia nggak ikutan temen"nya ke kantin.
Selain bokek, dia juga mau sok rajin nyatet catetan yang ditulis guru kimia
yang nggak kira-kira banget. 2 papan tulis penuh sama tulisan catetan dan
rumus" yang kalo dibayangin langsung bikin kenyang.
Oke, back to
kiara.
Seorang cowok
masuk, langsung duduk di sebelah kiara dan memperhatikan gadis itu . Kiara yang
tau diperhatiin cuek aja. Matanya dari tadi melototin papan tulis dan tangannya
sibuk mencatat.
"lagi
nulis apaan sih..?" tanya gian
"itu,
catetannya eyang har. Gilak, masa soal sebajek gitu harus selesai, plus catetan
yang disono" kata kiara sambil menunjuk papan tulis dengan pulpennya
...hening..
"oh ya,
gi, kamu udah nyari sponsor buat hari bumi itu..?" tanya kiara, cewek
mungil berambut panjang kepada seorang cowok cakep di sampingnya, gian.
Gian seperti
tersadar dari lamunannya dan masih bengong merhatiin kiara. "eh..? Oh..
Itu.. Belom. Kenapa..?"
Kiara sejenah
menghentikan kegiatan tulis menulisnya dan memperhatikan gian. " Harusnya
aku deh yang tanya kenapa ke kamu."
Gian stay cool
aja " yah, well. Aku susah cari sponsor. Gak pede aja. Aku kan gak pinter
ngomong kayak kamu. Ntar kalo ditanyain macem-macem gimana coba..?"
"ya
dijawab,lah. Gitu aja repot." jawab kiara lalu melanjutkan kegiatan
tulis-menulisnya
"hahahaha..
U don't get it, darling" kata gian sambil bangkit berdiri
""yayayaya.
Aku mudeng kok sebenernya." kata kiara
Gian berjalan
menuju pintu sambil melambaikan tangannya sekilas
"and one
more thing. I am not your darling" kata kiara
Gian berhenti
tepat di tengah pintu kelas yang terbuka lebar.
"yeah,
not yet.. dahling" kata gian sambil tersenyum samar
"eh..?"
kiara Cuma bengong. Temen" nya yang mau masuk kelas dan denger itu
langsung bilang "ciee.. Cieee... " dan heboh gak jelas. Kiara
tersenyum nanar.
Pulang
sekolah.
Kelas kiara
udah sepi. Tinggal beberapa anak yang mojok ama pacarnya, siap" buat
ekskul, atau ngambil barang yang ketinggalan di laci. Kiara yang emang dari
sononya cuek dan berantakan, baru sibuk menjejalkan buku", spidol, laptop,
dan segala keluarga peralatan sekolah ke tasnya yang lusuh.
Gian dateng.
"ra,
pulang bareng yuk.." ajak gian sambil bantuin kiara ngumpulin spidolnya
yang berserakan.
"eh..?
Bukannya rumahmu nun jauh di sono..? Arahnya aja beda." jawab kiara sambil
nutup tasnya.
"ya
gapapa,kan. Lagipula, aku juga pengen tau rumahmu. Kan mulai besok aku bakal
sering-sering ngapel di rumahmu"
"hahaha.
Apaan deh."
"jadi..?"
"oke,
sih. Tapi aku gabawa helm" jawab kiara sambil berjalan keluar kelas
"aku bawa
helm cadangan kok, yuk!" kata gian
Baru kali ini
Kiara ngerasa nyaman diboncengin cowok. Biasanya, kalo nebeng cowok, selalu
ngebut. Tapi gian kelihatan menikmati banget perjalanan itu. Kiara juga,
padahal dia duduknya gak pewe banget. Nangkring di atas jok Ducati merahnya
gian yang miring banget. Selain berusaha biar roknya gak tersibak semua, juga
nahan biar bumper depannya dalam jarak aman dengan punggung gian. Hehehe
Tiba-tiba gian
tanya "kamu abis ini ada acara gak..?"
"nggak.
Kenapa..?"
"mau gak
nemenin aku..?"
"nemenin
ngapain..?"
"nemenin
aku menghabiskan sisa hidupku.. Hahaha"
"hahahaa,.
Gembel."
"sekarang
aku nanya serius,nih. abis ini kamu ada acara gak..?"
"nggak.
Kenapa..? Kalo mo nraktir makan aku mau banget." jawab kiara nggak tau
malu
"makan
mah urusan gampang. Sebenernya aku mo ngajak kamu nyari sponsor"
"huuu...
Penonton kecewa.."
"abis itu
kita makan,deh. Kalo udah kelar"
"emang mo
cari sponsor ke mana aja..?"
Gian lalu
menyebutkan beberapa nama bank, tempat usaha pertanian dan perikanan, dan
beberapa usaha lainnya
"eeeh..
Aku gak yakin deh ama tempat-tempat itu. Terlalu susah, deh kayaknya"
"ya
kenapa gak dicoba dulu..?"
"yaudah,deh
yuk"
"tapi
ntar kalo ditanya-tanya kamu yang jawab,ya.."
"dasar.."
Proses nyari
sponsor berlangsung lancar. Lancar banget,malah. Semua tempat setuju buat
ngasih dana yang nggak bisa dibilang sedikit. Kiara sempet ke ge.eran kalo dia
emang pembawa keberuntungan. Tapi dia juga curiga sebenernya gian punya
hubungan sesuatu sama tmpat" itu, buktinya aja resepsionis salah satu Bank
Internasional yang tadi mereka datengin hapal banget ama Gian.
Sesuai
janjinya, gian ngajak Kiara makan.
"mau
makan dimana..?" tanya Gian
"teserah
kamu aja.." jawab Kiara
"kalo
teserah di Kuburan mau.? Hehe"
"ya
gapapa, yang penting sama kamu. Hehehe"
"lah,
skarang malah gantian kamu yg nggembel.."
"uda
pernah makan sushi..?" tanya gian
"belom.
Aku takut daging mentah"
"hahahaha.
Masak takut ama daging mentah,sih. Cemen banget."
"biarin"
kiara pura-pura ngambek
"hehe,
becanda doang. Aku tau restoran jepang yang enak. Ntar kamu pasti juga suka
sushi deh. Ada kok yang isinya daging mateng."
"oke"
Setelah
selesai makan, karena udah sore dan langitnya mendadak mendung, Gian langsung
nganterin Kiara pulang. Tapi, di tengah perjalanan, hujan turun tambah deres.
Kiara yang gak
bawa jaket, tubuhnya Cuma dilapisi seragam Osis mulai menggigil. Tapi dia nggak
komen apa-apa. Cuma berharap hujan cepet berhenti.
"Kehujanan,ra..?"
"iyalah,
emang kamu nggak.?" kiara menjawab sambil giginya bergemeletuk
"tapi
kamu gapapa,kan..?" tanya gian. Ada nada khawatir dalam suaranya
"hahaha.
Ya gapapa,lah. i'm fine. Oke. Masak anak Pecinta Alam cemen" jawab Kiara
mengingkari keadaannya yang sebenarnya
Gian diam. Dia
melirik kiara dari spion. Mengerti. Dia menepikan motornya di bawah pohon
rindang di pinggir jalan
"loh,
knapa berenti..?"
Gian diem aja.
Lalu ia melepas jaketnya dan memberikannya ke Kiara.
"pake
aja" kata gian
"tapi,
kamu..?" kiara nggak yakin
"udah,
pake aja." gian agak memaksa
Kiara menerima
jaket biru yang kebesaran buatnya itu dengan bimbang
"aku
nggak papa kok. Kamu udah menggigil gitu. Kalo besok kamu sakit kan aku yang
salah, udah ngajakin kamu pergi"
"makasih
banget,ya" kata kiara tulus
"sip.
Yaudah, yuk lanjut lagi."
Gian
menyalakan motornya kembali.
"..."
"aku tuh
kadang suka hujan kadang nggak.." kata gian entah apa maksudnya.
"..."
kiara diem aja
Gian menggigil
juga. Kiara tahu karena dia liat tangannya Gian yang pegang stang motor
gemetaran.
Kiara diam.
Memeluk Gian dari belakang.
"better.?"
tanya kiara pelan
"thankyou"
jawab Gian sambil tersenyum.
Dalam hati dia
melanjutkan "..aku bakal selalu suka hujan kalau hujan bikin kita tambah
deket,ra. Aku selalu suka hujan kalo kamu ada sama aku pas hujan. Satu-satunya
alasan aku suka hujan Cuma kamu. Aku pengen kita kayak gini terus..."
~~~
Cinta
itu kayak hujan yang nggak kenal takut. Dia nggak tau kemana dia akan jatuh.
Tapi, dia tetep jatuh juga,kan.
Cinta
itu kayak air hujan. Banyak tapi nggak bisa kita tangkap satu persatu atau
semuanya. Cuma bisa kita nikmati dan rasakan. Bisa dilihat, tapi tembus cahaya.
Dan
hujan yang happy ending itu juga kayak cinta. Ada pelanginya. Banyak warna.
Membius memabukkan. Indah terkenang selamanya. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar