Aku telah terlalu
lama melukaiku yang melukai waktu demi melukai hening ketika aku tanpamu
Dan nanti ketika
hentak mengembara mengasak remah malam yang kita akan tidak saling merindu
Masih tetap
kutanyakan pada ketuk ketuk kecil berongga di pintu yang menganga
Apakah akan ada
tanya yang sama padamu untuk padaku ?
Lalu aku meminta
kata pada pedih yang mengerjap ketika dua mata kita berdua dua
Agar sekejap saja
bisa kupalingkan kerlip lelah dan kenang yang menggenang
Hingga lusa ketika
tanpa kata kita pertanyakan pada suatu apa dan menjawab sama
Akan kemana bulir di
kedua pucuk mata ketika aku lelah mencoba ?
Tapi yang kita sebut
luka masih merah dan masih jingga terbayang bayang dan menggerus
Masih terasa di
rongga kiri yang dulu kita namakan dada tapi kini kita sebut hati
Semakin meresak
ketika berdiri tak lagi terasa letih dan jatuh tak lagi terasa sakit
Inikah yang juga
dulu kita sebut hampa yang perlahan membutakan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar