Senin, 05 November 2012

Untuk Sepercik Kau


Mengeja namamu lamat-lamat
Kertas buram kubaca kulogat
Air mataku sendiri hianat
Jangan berlari jangan mendekat

Untuk sepercik kau

Dalam serpih di malam kasmaran
Angin meniupkan retakan bulan
Mengaburbaurkan bayangbayangan
Menyesaki dadaku sendirian

Sebuah nama masih takbisa ku eja
Sebuah nama masih tak bisa ku buka
Sebuah kata masih tak bisa ku hina
Sebuah kata masih tak bisa ku lupa

Kaukah itu yang menari dalam bias warna pelangi
Kaukah itu yang terdiam tak menepati janji
Kaukah itu yang membayang warna hari
Kaukah itu yang memuntahkan tanah mati

Aku masih mati sembunyi sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar