Senin, 27 Mei 2013

Maaf, Biru


Aku telah terlalu lama melukaiku yang melukai waktu demi melukai hening ketika aku tanpamu
Dan nanti ketika hentak mengembara mengasak remah malam yang kita akan tidak saling merindu
Masih tetap kutanyakan pada ketuk ketuk kecil berongga di pintu yang menganga
Apakah akan ada tanya yang sama padamu untuk padaku ?

Lalu aku meminta kata pada pedih yang mengerjap ketika dua mata kita berdua dua
Agar sekejap saja bisa kupalingkan kerlip lelah dan kenang yang menggenang
Hingga lusa ketika tanpa kata kita pertanyakan pada suatu apa dan menjawab sama
Akan kemana bulir di kedua pucuk mata ketika aku lelah mencoba ?

Tapi yang kita sebut luka masih merah dan masih jingga terbayang bayang dan menggerus
Masih terasa di rongga kiri yang dulu kita namakan dada tapi kini kita sebut hati
Semakin meresak ketika berdiri tak lagi terasa letih dan jatuh tak lagi terasa sakit 
Inikah yang juga dulu kita sebut hampa yang perlahan membutakan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar