Senin, 05 November 2012

Negeri Tanpa Nama


Kalian sebut ini nusantara

Kusebut kalian dengan seribu nama tak utuh yang memaki jalanan merongrong di atas kotaku yang biru. Dengan seribu bintang jatuh kotaku tak akan runtuh. Dengan satu sebutan kotaku tak akan utuh. Seribu nama melangsar di jalanan belang menghilangkan jejak-jejak perhitungan. Aku lari mengejar bayangan nama hitam pucat pasi.

Kalian sebut ini indonesia

Kusebut kalian dengan merah pada kuning dalam batas ketidakadilan yang selalu kalian menangkan. Dengan tanah dan kerikil berhujanan perutku tak lapar. Dengan batu dan lumpur kotaku tak jadi hilang. Merah pada kuning melenggang berkelok menarikan cibiran pada kotaku yang berlubang. Aku menggerus bata memuntahkan merah pada kuning dalam terang hijau.

Kalian sebut ini tanah air

Kusebut kalian dengan sebuah guratan pada pena yang merusak tinta akan kertasnya. Dengan sebuah garis melebur hilang dan tenggelam kotaku tak padam. Dengan sebuah titik basah kotaku yang berjejak tertutup temaram. Tinta membaur dalam menyelinap dalam kertas minyak tembus kesialan. Aku hilang dalam ingatan kata-kata yang mengumpat pelan.

Kalian sebut ini bumi pertiwi

Kusebut kalian dengan sandiwara tanpa kata yang diumbar di jalanan becek kotaku. Dengan topeng emas kehitaman yang melebur dalam gelapnya siang. Dengan permainan emosi yang meledak di kebisuan kotaku berteriak senyap. Membisu dalam kotak keterasingan yang perlahan membuka pelan tanpa suara. Aku pergi dari gaungan suara kesakitan.

Kalian sebut ini cinta. Kusebut kalian pendusta. Dan kotaku akan tertawa.

06/04/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar